
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19-20 Juni 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah dan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa kebijakan moneter yang ditempuh saat ini tetap pro-stability dan pro-growth. BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, serta siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Sementara itu, di kancah internasional, terdapat sinyal positif dari hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China. Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan mulai menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap China dalam isu perdagangan. Hal ini memicu harapan akan meredanya tensi perang dagang yang selama ini membebani perekonomian global.
Analis ekonomi menyambut baik perkembangan ini. Mereka menilai bahwa pelonggaran tensi dagang antara AS dan China dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia. Namun, mereka juga mengingatkan agar tetap waspada terhadap potensi risiko dan ketidakpastian yang masih ada.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga dan sinyal positif dari hubungan dagang AS-China menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia. Diharapkan, hal ini dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Berikut adalah rangkuman singkatnya:
Isu | Detail |
---|---|
Suku Bunga BI | Ditahan di 5,75% (Juni 2024) |
Kebijakan BI | Pro-stability dan pro-growth |
Hubungan AS-China | Trump mulai lunak dalam isu perdagangan |